Mahasiswa S1 Hubungan Internasional UPN Veteran Jawa Timur

OBOR di Benua Afrika: Jebakan Ketergantungan atau Jalan Menuju Pembangunan?

Sabtu, 19 April 2025 20:25 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perang Tak Kasat Mata di Laut China Selatan
Iklan

Memandang paradigma modernisasi dan dependensi dalam kasus OBOR di negara-negara Afrika.

***
Bantuan dan kerjasama luar negeri merupakan salah satu instrumen dalam dunia hubungan internasional yang kerap terjadi. Menurut Robert Gilpin bantuan luar negeri dijelaskan sebagai sejumlah dana yang diberikan oleh negara yang relatif maju kepada negara yang kurang maju atau secara ekonomi lebih miskin.
 
Biasanya, instrumen tersebut melibatkan negara berkembang dalam penerapannya karena bantuan dan kerjasama luar negeri bisa mendorong pertumbuhan perekonomian negara berkembang dan juga mendorong pembangunan dalam negeri lainnya. Jika dilihat dari sejarahnya, bantuan dan kerjasama luar negeri sudah ada dan telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak pasca perang dunia ke II. 
 
One Belt One Road di Benua Afrika Sebagai contoh bantuan luar negeri
 
Salah satu contoh dari bantuan luar negeri yang terjadi adalah pelaksanaan One Belt One Road (OBOR) yang dilakukan oleh China kepada negara-negara di benua Afrika. OBOR adalah kebijakan luar negeri China pada 2013 oleh Presiden Xi Jinping.  Kebijakan itu merupakan cara China untuk membangun konektivitas dan mempererat hubungan secara ekonomi di kawasan Asia, Eropa, bahkan Afrika.
 
Ambisi dari kebijakan luar negeri yang dibentuk oleh China ini bertujuan untuk menjadikan China sebagai negara super power dan memiliki kuasa yang besar di antara negara-negara lainnya. OBOR dilakukan dengan, China sebagai negara pendonor memberikan bantuan secara investasi ekonomi atau infrastruktur dan kerjasama bilateral, terhadap negara berkembang.
 
Bantuan China kebanyakan berupa proyek infrastruktur, misalnya, pembangunan pelabuhan Bagamoyo di Tanzania, jalur kereta api Nairobi-Mombasa, dan pembangunan jalur kereta api dan pelabuhan di Nigeria.
 
Teori Pembangunan
 
Untuk bisa mengetahui apakah bantuan yang diberikan oleh China terhadap negara-negara di Benua Afrika membawa dampak yang benar-benar positif atau tidak, teori pembangunan bisa digunakan dalam menjawab pertanyaan tersebut. Dalam teori pembangunan terdapat dua paradigma, yaitu paradigma modernisasi dan paradigma dependensi.
 
Menurut Rostow (1960) paradigma modernisasi menghendaki pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi terencana yang mengikuti negara maju. Jadi, negara berkembang berusaha untuk melakukan perubahan terhadap struktur negaranya mengikuti  negara yang lebih maju, dan disini negara yang lebih maju bisa berperan sebagai negara pendamping atau konseptor untuk membantu negara berkembang.
 
Sedangkan paradigma dependensi muncul sebagai kritik atas paradigma modernisasi, dikarenakan menurut paradigma dependensi adanya bantuan negara-negara maju dalam upaya paradigma modernisasi membuat negara-negara berkembang menjadi bergantung kepada negara maju dan malah mengalami kemunduran pada prosesnya. Dengan kedua paradigma ini, kita bisa mengetahui apakah OBOR di Benua Afrika dapat membawa perubahan yang positif atau negatif.
 
Paradigma Modernisasi
Pembangunan infrastruktur melalui OBOR kepada negara-negara di Benua Afrika merupakan salah satu bentuk implementasi dari paradigma modernisasi dikarenakan disini dengan bantuan dari China, negara-negara di Benua Afrika bisa melangkah lebih maju lagi dalam mengikuti jejak negara yang lebih maju.
 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bantuan luar negeri China terhadap negara-negara di Benua Afrika lebih condong ke pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalur rel kereta api, pelabuhan, dan masih banyak lagi dimana menurut paradigma modernisasi yang menghendaki pertumbuhan dan perubahan ekonomi terencana yang mengikuti negara maju, China sebagai negara yang lebih maju membantu negara-negara di Benua Afrika untuk memperoleh pertumbuhan dan perubahan ekonomi.
 
Diharapkan melalui pembangunan infrastruktur yang lebih maju dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara di Benua Afrika, dikarenakan melalui infrastruktur yang maju, negara-negara di Benua Afrika bisa lebih mudah mendekatkan diri ke pasar global, kemudian juga bisa dapat lebih mudah untuk menarik investasi asing lainnya untuk bisa masuk.
 
Tidak hanya itu, dalam perekonomian domestik, negara-negara di Benua Afrika tentunya akan lebih terbantu atas adanya pembangunan infrastruktur yang ada dikarenakan hal tersebut dapat membuka peluang bagi mereka dalam memperluas perdagangan mereka. Jadi, melalui pembangunan infrastruktur yang lebih baik akan membawa potensi pembangunan ekonomi terencana yang baik dan nantinya diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian terhadap negara-negara di Benua Afrika. 
 
Paradigma Dependensi
 
Paradigma dependensi muncul atas adanya kritik dari paradigma modernisasi dimana menurut paradigma dependensi bantuan yang diberikan oleh negara maju hanya akan membuat negara berkembang seperti negara-negara di Benua Afrika menjadi bergantung kepada negara yang lebih maju. Tidak hanya itu, menurut paradigma ini diberikannya bantuan luar negeri oleh negara maju merupakan upaya untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh terhadap negara yang dibantu.
 
Dalam konteks OBOR di Benua Afrika, banyak negara-negara yang kemudian tidak bisa membayar utang yang diberikan China. Karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya jika bentuk bantuan ekonomi yang diberikan oleh China untuk pembangunan infrastruktur awalnya berupa utang. Dengan kata lain, banyak yang merasa apa yang dilakukan oleh China ini sebagai upaya jebakan utang (Debt Trap) terhadap negara-negara yang ada di Benua Afrika. Bukannya menjadi lebih maju, negara-negara di Afrika malah terjerat utang dan belum bisa melepaskan diri dari ketergantungan.
 
Tidak adanya bantuan lanjutan dari China setelah adanya upaya pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu bukti jika disini China tidak sepenuhnya ingin membantu negara-negara di Benua Afrika dan hanya mementingkan kepentingan nasionalnya sendiri, dikarenakan kurangnya dampak yang signifikan dari pembangunan infrastruktur itu sendiri.
 
Kesimpulan
Bantuan luar negeri merupakan instrumen yang penting dalam dunia hubungan internasional. Hal ini dapat membantu negara-negara berkembang yang membutuhkan, walaupun pada kenyataanya adanya bantuan luar negeri tidak selalu berdampak positif. Menurut paradigma modernisasi, bantuan dari China ke negara-negara di Benua Afrika dirasa bisa menjadi upaya untuk negara-negara di Benua Afrika untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan nantinya bisa membantu negara-negara tersebut berintegrasi ke pasar global yang lebih luas. Tetapi pada kenyataannya, menurut paradigma dependensi adanya bantuan yang diberikan oleh negara maju bisa membuat negara berkembang menjadi ketergantungan, sehingga bisa lebih memperburuk posisi negara berkembang atau negara-negara di Benua Afrika. Ditambah dengan banyak pihak yang merasa jika penerapan OBOR di Afrika merupakan upaya China dalam melakukan jebakan utang terhadap negara-negara Afrika yang diberikan bantuan oleh China. Jadi menurut penulis, dikarenakan adanya potensi jebakan utang yang dilakukan oleh China dan kurangnya bantuan lanjutan dari China, paradigma dependensi lebih cocok dalam memandang kasus OBOR di benua Afrika.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muhammad Ardimas Jaya Syahputra Syahputra

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler